Selasa, 03 Maret 2009

Obyek Pariwisata



1. Pantai Teluk Penyu

Pantai Teluk Penyu merupakan obyek wisata alam yang cukup terkenal di Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Obyek wisata seluas 18 hektar ini mempunyai panorama alam yang indah. Keberadaannya didukung pula oleh obyek wisata sejarah Benteng Pendem, dan Pulau Nusakambangan yang terletak tidak jauh dari lokasi pantai ini. Benteng Pendem ialah bekas markas pertahanan tentara Belanda yang terletak sekitar 0,5 km arah selatan obyek wisata Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke selat Nusakambangan.

Menurut cerita masyarakat setempat, pada zaman dulu banyak penyu-penyu yang hidup dan berkembang biak di pantai ini. Sebab, kondisi lingkungannya tidak terlalu panas, sehingga cocok bagi penyu-penyu tersebut untuk berkembang biak. Di samping itu, lokasi ini juga jauh dari predator yang mengganggu kelangsungan hidupnya. Karena keberadaan penyu-penyu itulah, kemudian pantai ini diberi nama Pantai Teluk Penyu.

B. Keistimewaan

Pantai Teluk Penyu memiliki pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, dan hamparan pasir yang luas. Di tempat ini pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti sepak bola, lari-lari, jalan santai, maupun duduk-duduk di atas parit sambil melihat deburan ombak yang saling berkejaran. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat perahu nelayan yang berlalu-lalang, pohon kelapa yang berjajar rapi, serta kilang minyak milik Pertamina yang menjulang tinggi dan nampak megah. Bagi pengunjung yang gemar memancing, terdapat persewaan perahu motor yang dapat mengantarkan pengunjung ke tengah laut.

Selain terkenal dengan panorama alamnya yang indah, Pantai Teluk Penyu juga terkenal dengan tradisi sedekah lautnya, yaitu ritual tahunan yang diselenggarakan setiap tanggal 1 Syura oleh nelayan setempat. Inti dari ritual tersebut ialah melarungkan kepala kerbau dan sesaji lainnya ke tengah laut. Sebelum dilarung, kepala kerbau dan sesaji tersebut ditaruh pada sebuah tempat yang disebut jolang. Setelah dilarung kemudian para nelayan mengambil air laut yang berada di sekitar jolang itu untuk dibasuhkan ke mukanya. Usapan air laut itu dipercaya dapat membawa berkah. Tradisi sedekah laut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki dan perlindungan berupa keselamatan saat melaut. Tradisi ini juga sebagai wujud penghormatan kepada Ratu Pantai Selatan, Nyai Roro Kidul.

C. Lokasi

Pantai Teluk Penyu berada di Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.

D. Akses

Untuk menuju obyek wisata Pantai Teluk Penyu, pengunjung dapat memulai perjalanan dari Terminal Cilacap. Dari terminal ini, pengunjung dapat naik bus atau angkutan kota yang memiliki akses ke lokasi. Perjalanan dari Terminal Cilacap sampai ke lokasi biasanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 menit, sebab jarak terminal sampai pantai hanya sekitar 5 km. Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari pusat Kota Cilacap dengan naik taksi atau mobil sewaan, hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit karena jarak pusat kota ke pantai hanya sekitar 2 km.

E. Harga Tiket

Pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam di Pantai Teluk Penyu dipungut biaya sebesar Rp 2.500 (September 2008). Namun, jika pengunjung ingin memancing ke tengah laut, terdapat persewaan perahu nelayan dengan tarif antara Rp 70.000—Rp 100.000 (September 2008), tergantung berapa lama waktu yang dibutuhkan.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Di area Pantai Teluk Penyu terdapat fasilitas seperti mushala, parkir yang luas, tempat bersantai, sarana permainan anak-anak, gazebo, kolam pemancingan, dan tempat persewaan peralatan memancing. Di area ini juga terdapat kios buah-buahan, oleh-oleh khas Cilacap, aksesoris, cenderamata, suvenir, dan lampu hias yang terbuat dari kulit kerang.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati masakan sea food, banyak warung makan sea food yang berjajar di area pantai ini dengan harga terjangkau. Banyak juga pedagang kaki lima yang menjajakan aneka macam jajanan. Bagi pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh ikan laut untuk dimasak di rumah, terdapat kios khusus yang menjual ikan laut, baik ikan asin kering maupun ikan segar yang siap dimasak. Tak jauh dari obyek wisata Pantai Teluk Penyu juga terdapat penginapan yang dikelola penduduk.



  1. Benteng Pendem



BENTENG Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut ”Kusbatterij op de Lantong te Cilacap”, terletak sekira setengah kilometer ke arah selatan dari objek wisata pantai Teluk Penyu. Bangunan ini adalah bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun secara bertahap tahun 1861-1879 dengan luas 6,5 hektar.

Konfigurasi bangunan Benteng Pendem, sampai saat ini masih kokoh. Arsitek Belanda mendesain Benteng Pendem lengkap dengan barak/ ruang prajurit, klinik, terowongan, penjara, ruang amunisi, ruang tembak yang dikelilingi pagar dan parit serta tertimbun tanah sedalam 1-3 meter.

Kini, bangunan bersejarah itu menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Cilacap. Disebut Benteng Pendem, karena bangunan bersejarah itu nyaris tertutup tanah perbukitan. Dari puncak benteng ini, kita dapat melihat Samudra Indonesia.

Belanda membangun Benteng Pendem sebagai markas pertahanannya hingga tahun 1942. Sebab, saat perang melawan Jepang, Sekutu kalah. Benteng ini kemudian dikuasai Jepang.

Benteng tersebut, juga menjadi saksi perjuangan rakyat Cilacap melawan penjajahan Belanda. Di benteng ini, ratusan rakyat Cilacap dan para pejuang ditawan penjajah.

Pada tahun 1945, saat Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh tentara Sekutu dan Jepang hengkang kembali ke negerinya - bangunan yang berada tak jauh dari Pulau Nusakambangan tersebut, dikuasai TNI dari Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Di tempat itu pula, para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.

Pada tahun 1986, dilakukan penggalian terhadap lokasi yang berada di pintu Pelabuhan Cilacap tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat ratusan ruangan, terdiri barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru.

Sebelumnya tak ada yang menyangka, jika di dalam tanah gundukan yang berada tak jauh dari kilang minyak tersebut terdapat sebuah bangunan bersejarah.

Karena konon tempat tersebut lebih dulu dibuat bangunan, baru setelah itu ditimbun dengan tanah setebal empat meter, sehingga bangunan tersebut tidak terlihat.

Pada masa pemerintahan Belanda, banyak tentara yang dipenjara di Benteng Pendem dikabarkan tidak kembali. Di lokasi ini diperkirakan masih terdapat bangunan lain yang tertimbun. Dari Benteng Pendem itu pula, konon terdapat terowongan yang menghubungkan dengan benteng sejenis serta sejumlah gua-gua di Pulau Nusakambangan melalui bawah laut.

Antara Benteng Pendem dan Pulau Nusakambangan memang ada kaitannya. Di “pulau penjara” ini, sejumlah bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial Belanda bisa dijumpai.

Bangunan bersejarah seperti rumah penjara, tempat peristirahatan di candi, benteng Portugis dengan peninggalan meriam kuno yang merupakan sebagian potensi alam serta sejarah di Nusakambangan, memiliki prospek bagus untuk ditawarkan sebagai atraksi wisata.

Di pulau ini terdapat sekira 25 goa, termasuk goa kelelawar yang dihuni ribuan hewan malam ini.

Memasuki Nusakambangan dengan waktu tempuh 15 - 20 menit dari Dermaga Wijayapura, pertama kali akan melihat monumen Nusakambangan berupa sebuah tugu peringatan yang jaraknya hanya sekira 10 meter dari Pelabuhan Sodong, Nusakambangan.

Menuju arah barat pulau ini, terdapat bangunan penjara peninggalan Belanda seperti bangunan LP Limus Buntu. Bangunan penjara pertama yang dibangun Belanda, adalah LP Permisan yakni tahun 1908 dan terletak di ujung selatan pulau ini. Pada tahun 1912 dibangun lagi sebuah penjara di daerah Nirbaya dan Karanganyar.

Selama kurun waktu tahun 1925 sampai tahun 1935 dibangun rumah penjara di Batu, Karangtengah Gliger, Besi, dan Kembangkuning hingga seluruh LP di sana berjumlah sembilan.

Di samping bangunan-bangunan penjara di sebuah perbukitan di daerah candi, terdapat sebuah pesanggrahan. Dari atas puncak bukit ini, kita dapat melihat kerlip-kerlip sinar lampu Kota Cilacap serta kawasan hutan bakau di Segara Anakan.

Sayangnya, berbagai bangunan yang ada di sana saat ini dalam kondisi rusak berat. Dari 9 LP yang dibangun Belanda hanya empat yang difungsikan, yakni LP Batu, Besi, Kembangkuning, dan Permisan.

Objek alam yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah goa-goa alam seperti Goa Putri dan Ratu yang kini telah dikembangkan oleh Pemda Cilacap-Goa Kledeng, Pasir, dan Goa Lawa (Kelelawar) yang terletak di bagian tengah. Di sisi timur, terdapat Monumen Artileri Benteng Pendem peninggalan Belanda dan mercusuar di Pantai Cimiring.







  1. Pantai Widara Payung





Gelombang laut yang menghasilkan suara gemuruh disertai desiran angin pantai dipadu dengan nyiur pohon kelapa selalu membuat kesan tersendiri. Beragam kesan pun timbul, ada yang kagum, ada pula yang penasaran. Namun tak sedikit pula yang merasa takut. Takut bukan lantaran deburan ombak dan ganasnya gelombang, namun biasanya ketakutan dikaitkan dengan sesuatu yang berbau mistik. Setiap orang akan terkesan saat berjumpa dengan pantai berombak dan panorama alam sekitar yang indah.

Panorama pantai Widara Payung tak kalah menarik dibanding pantai lain seperti pantai Pangandaran. Pantai ini memiliki luas sekitar 500 ha dengan kondisi pantai yang sangat landai. Sepanjang pantai berderet ribuan pohon kelapa dan nyiur yang melambai menjadikan suasana pantai sejuk. Pantai Widarapayung berada di Desa Widarapayung Wetan, Kecamatan Binangun atau kurang lebih 35 km kearah timur dari kota Cilacap.

Pemandangan alam bebas pantai Widarapayung bisa dinikmati pula di selter-selter dan juga warung-warung yang berada disepanjang pantai. Tak hanya hamparan pantai yang eksotis, indah dan menawan. Ombak yang relatif besar menantang peselancar untuk menikmati gulungan gelombang laut. Sehingga sayang untuk dilewatkan terlebih saat menjelang senja. Tak heran bila banyak wisatawan luar daerah yang datang, bahkan tak sedikit yang menghabiskan waktu dipantai. Mereka datang tidak hanya pada hari Minggu maupun hari besar seperti lebaran saja. Hampir setiap hari dari pagi hingga menjelang senja selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Disepanjang pantai ini warga setempat menyediakan papan selancar (surfing) yang dapat digunakan untuk berlatih selancar bagi pemula. Tak hanya itu, untuk memanjakan pengunjung juga tersedia kursi malas dan kursi panjang yang diletakan dibibir pantai.

Liveguard layaknya seperti dalam film Baywatch juga siap membantu dan memberikan pertolongan pertama bagi setiap pengunjung. Selain itu juga tersedia kolam renang dan pemandian air tawar yang bisa digunakan untuk segala umur usai bermain-main dipantai.

Meski belum tersedia resor maupun hotel disekitar pantai Widarapayung, namun tak mengurangi minat pengunjung yang datang untuk sekedar melepas penat dan menjauhkan dari polusi dan kebisingan.





  1. Gunung Srandil





Disamping wisata alam dan budaya juga terdapat wisata spiritual atau religius antara lain di gunung srandil dan selok. Gunung Srandil merupakan salah satu bukit yang ada di Glempangpasir Kecamatan Adipala jarak antara obyek wisata dengan Kota Cilacap 30 Km kearah timurlaut dan relatif mudah ditempuh dengan kendaraan penumpang bus umum jurusan Cilacap-Jatijajar-Kebumen atau kendaraan pribadi karena jalannya sudah beraspal dan dekat dengan jalan lintas selatan-selatan.

Gunung Srandil setiap hari dikunjungi orang untuk berziarah oleh karena tempat tersebut tidak hanya dikenal oleh masyarakat sekitar saja tetapi sampai keluar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Bali. dan Sulawesi, maka yang berkunjung tujuannya bermacam-macam. Para peziarah biasanya berkunjung atau bertapa pada Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada Bulan Syura.

Konon menurut cerita penghuni pertama Gunung Srandil adalah Sultan Mukhriti putra kedua dari Dewi Sari Banon Ratu Sumenep Jawa Timur .
Kedatangan Sultan itu untuk bertapa namun Sultan Mukhriti murca (menghilang) yang ada tinggal petilasannya yang terletak di sebelah timur yang di kenal dengan Embah Gusti Agung Sultan Mukhriti.

Selain itu juga ada legenda rakyat yang pertama bermukim di gunung Srandil adalah dua orang bernama Kunci Sari dan Dana Sari, mereka adalah prajurit Pangeran Diponegoro yang tidak mau menyerah kepada bala tentara Belanda. Mereka melarikan diri ke Gunung Srandil untuk bersembunyi dan meninggal di sini . Makam kedua prajurit tersebut berada di sebelah timur Gunung Srandil dalam satu komplek yang dipagar keliling yang kemudian hari, Kunci Sari dikenal dengan nama Sukma Sejati

Di Gunung Srandil banyak petilasan orang-orang yang dianggap mempunyai kedigdayaan yang linuwih atau kemampuan melebihi orang lain yang dikenal sebagai tokoh- tokoh orang sakti mandraguna. Dari kemampuannya, kesaktiannya itu maka tempat-tempat yang di singgahi dianggap keramat dan disakralkan.

Adapun petilasan-petilasan yang ada di Gunung Srandil adalah Mbah Kanjeng Gusti Agung, Nyai Dewi Tanjung Sekarsari, Kaki semar Tunggul Sabdojati Dayo amongrogo, Juragan Dampo Awang, Kanjeng Gusti Agung Akhmat atau Petilasan Langlang Buwana yang berada diatas bukit dan petilasan Hyang Sukma Sejati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar