Selasa, 03 Maret 2009

CILACAP



Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah.

Luas wilayah : 225.360,840 Ha.

Letak Geografis :
- 108
o 4 30 - 109o 30 30 Bujur Timur
- 7
o 30 - 7o 45 20 Lintang Selatan.


Batas wilayah :
- Kabupaten Banyumas di utara
- Kabupaten Kebumen di timur
- Samudra Indonesia di selatan
- Propinsi Jawa Barat di barat

Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 kecamatan dengan jarak terjauh dari barat ke timur 152 Km dari Dayeuhluhur ke Nusawungu, dan dari utara ke selatan 35 Km yaitu dari Cilacap ke Sampang.



Sejarah Kabupaten Cilacap

  1. Zaman Kerajaan Jawa

    Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :

    - Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

    - Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur

    - Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.



    Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap disebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.

    Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .

    Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.

    Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.

    2. Zaman Penjajahan Belanda

    Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :

    "Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pe,abuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".

    Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu : afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.

    Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.

    Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut :

    Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana kearah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu. dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada eks. Kawedanan Kroya , karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.

    Pada masa residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).*

    Daftar Nama Bupati Cilacap s/d Tahun 2006 :

    1. Bupati I R. Tumenggung Tjakra werdana II (1858-1873)

    2. Bupati II R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)

    3. Bupati III R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)

    4. Bupati IV R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)

    5. Bupati V R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)

    6. Bupati VI Raden Mas Soetedjo (1950-1952)

    7. Bupati VII R. Witono (1952-1954)

    8. Bupati VIII Raden Mas Kodri (1954-1958)

    9. Bupati IX D.A Santoso (1958-1965)

    10. Bupati X Hadi Soetomo (1965-1968)

    11. Bupati XI HS. Kartabrata (1968-1974)

    12. Bupati XII H. RYK. Moekmin (1974-1979)

    13. Bupati XIII Poedjono Pranyoto (1979-1987)

    14. Bupati XIV H. Mohamad Supardi (1987-1997)

    15. Bupati XV H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)

    16. Bupati XVI H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002- sekarang)



KONDISI GEOGRAFIS DAERAH

Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat.
Terletak diantara 108
04-300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 - 70450200 garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.

Gambaran Umum Demografis

Daftar P4B menurut jenis kelamin periode tahun 2008

NO

KECAMATAN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

1

ADIPALA

42.560

40.796

83.356

2

BANTARSARI

39.897

38.408

78.305

3

BINANGUN

30.669

30.332

61.001

4

CILACAP SELATAN

41.145

40.070

81.215

5

CILACAP TENGAH

42.091

40.805

82.898

6

CILACAP UTARA

38.839

37.373

76.212

7

CIMANGGU

51.383

50.739

102.122

8

CIPARI

31.688

31.370

63.058

9

DAYEUHLUHUR

24.970

25.249

50.219

10

GANDRUNGMANGU

52.921

51.458

104.379

11

JERUKLEGI

41.010

39.659

80.669

12

KAMPUNG LAUT

8.255

7.648

15.903

13

KARANG PUCUNG

43.096

42.345

85.441

14

KAWUNGANTEN

40.848

39.370

80.218

15

KEDUNGREJA

44.725

42.619

87.501

16

KESUGIHAN

64.877

62.858

127.735

17

KROYA

55.507

54.053

109.560

18

MAJENANG

63.826

62.628

126.454

19

MAOS

23.168

23.100

46.268

20

NUSAWUNGU

38.099

37.305

75.404

21

PATIMUAN

22.875

22.113

44.989

22

SAMPANG

20.670

20.125

40.795

23

SIDAREJA

28.626

28.561

57.201

24

WANAREJA

49.782

49.555

99.337


TOTAL

941.527

918.539

1.860.240

Sumber Data : Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Cilacap

BIDANG PERDAGANGAN

Sarana Perdagangan yang tersedia antara lain :
- Pasar modern / Super market : 2 buah
- Mini market / swalayan : 12 buah
- Pasar tradisional / umum : 85 buah
- Pasar ikan dan hewan : 5 buah
- TPI Propinsi dan Kabupaten : 11 buah
- Pertokoan / Ruko : 965 unit

Peluang investasi :
Kabupaten Cilacap memiliki wilayah terluas di Jawa Tengah dengan didukung adanya industri/perusahaan besar yang cukup banyak sehingga terbuka peluang berdirinya pusat petokoan, pasar swalayan, supermarket, perumahan, transportasi dan berbagai bidang jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Produksi ikan laut per tahun 15.153,2 ton yang diperoleh dari 7 (tujuh) Tempat Pelelangan Ikan/TPI, namun sebagian besar melalui TPI Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap dan kapasitas Dermaga 250 Kapal. Kegiatan Ekspor-impor lewat pelabuhan laut Tanjung Intanyang sudah dilakukan adalah impor sapi, bongkar muat pupuk Sriwijaya dan Ekspor-impor Minyak bumi.


BIDANG PERIKANAN

PERIKANAN LAUT

- Luas sebaran penangkapan 5.200 km2
- Jumlah Nelayan Laut 33.000 orang
- Armada Penangkapan 4.538 buah
Terdiri dari :
Perahu tanpa motor 649 buah
Mator Tempel 1.139 buah
Kapal Motor 2.639 buah
Kapal Long Line 115 buah
Jumlah alat penangkapan 107.523 unit


SARANA PENDUKUNG :
- Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap dengan kapasitas 250 kapal
- Dermaga 7 unit
- TPI Propinsi / Kabupaten 11 buah
- Depot BBM 2 buah
- Galangan Kapal 4 buah
- Pabrik es kapasitas 236 ton 5 unit
- Cold storage kapasitas 75 ton 3 unit

Sistem penangkapan ikan oleh nelayan Cilacap belum ada yang mencapai lepas pantai ZEEI. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas/alat tangkap ikan yang digunakan untuk mencapai Zone tersebut, baik armada kapalnya maupun alat deteksi ikan/alat pengideraan ikan jarak jauh.

Disamping itu juga akan segera dibangun Pasar Ikan Higienis dilokasi dekat Pantai.

Peluang Investasi yang ada yaitu :
- Pembangunan TPI terpadu di Jetis dengan nilai investasi 125 Milyar dengan sistem BOT (telah terhitung Fs nya) karena Pelabuhan yang ada belum dapat menampung kapal dengan ukuran 100 GT.
- Pendirian docking kapal terutama bagi kapal 100 GT
- Usaha armada long line.


PERIKANAN DARAT

- Jumlah Nelayan Perairan Umum : 9.000 orang
- Potensi Lahan Tambak : 12.000 ha
- Potensi Budidaya ikan air tawar : 2.500 ha
- Lokasi Budidaya ikan air tawar hampir di seluruh Kecamatan se Kab. Cilacap.
- Pembenihan ikan :
a. BBI seluas 4,07 ha dgn produksi benih tahun 2003 sebanyak 1.785.000 ekor.
b. Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dgn produksi benih sebanyak 12.750.000 ekor.
- Kebutuhan benih per tahun diperkirakan sebanyak 19.900.000 ekor.

Peluang Investasi
- Usaha bandeng sebagai umpan untuk penyediaan kapal-kapal longline karena selama ini umpannya mengambil dari luar daerah.

- Usaha tempat pembenihan ikan air tawar, dan payau/hatchery.

BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Lahan yang berpotensi untuk dikembangkan budidaya rumput laut seluas 13.050 Ha yang terletak di pantai sebelah utara Pulau Nusakambangan.
Peluang investasi budidaya rumput laut dengan pabrik pengolahannya.


BUDIDAYA IKAN KERAPU
Potensi luas areal yang dapat dikembangkan untuk budidaya ikan kerapu seluas 891 Ha yang terletak disebelah selatan Pulau Nusakambangan dengan menggunakan sistem keramba.



Visi-Misi

Visi

Visi Pemerintah Kabupaten Cilacap sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Cilacap Tahun 2008-2012 adalah
"Terciptanya Pemerintahan yang Tangguh, Terpercaya dan Mandiri Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat"


Misi

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Cilacap ditetapkan misi sebagai berikut:

  1. Menyelenggarakan pemerintahan daerah secara efisien dan efektif dengan mensinergikan upaya-upaya bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat (Good Governance).

  2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik sumberdaya aparatur maupun sumberdaya masyarakat secara luas sebagai modal dasar bagi pelaksanaan otonomi daerah.

  3. Memberikan pelayanan prima dalam rangka menumbuhkan iklim investasi yang sehat.

  4. Penguatan struktur perekonomian daerah melalui penguatan potensi ekonomi lokal.

  5. Meningkatkan pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan dan kesehatan untuk mencapai derajat manusia yang bermartabat.

  6. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui kebijakan yang berpihak pada masyarakat.

  7. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Motto Sesanti

Lambang Daerah




Arti

  1. Bentuk Perisai adalah lambang pertahanan (batin) yang tunggal;

  2. Garis lurus kebawah 19 menunjukkan angka ratusan tahun dan melambangkan hujan;

  3. Tiga garis yang berlekuk-lekuk masing-masing sepuluh, adalah tahun 1930 berdirinya Otonom Kabupaten Cilacap dan melambangkan daerah sumber air;

  4. Perbandingan ukuran dalam bidang 5 : 7 menunjukkan tahun 1957 terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah Swatantra Tingkat ke II Cilacap yang langsung dipilih oleh rakyat;

  5. Daun teh yang berjumlah 13 menunjukkan nilai (Neptu) hari dan pasaran menurut hitungan Jawa, terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah Swatantra Tingkat ke II Cilacap, pada hari Senin Pahing;

  6. Daun tembakau sebanyak 9 menerangkan tanggal dan bulan terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah pilihan rakat, pada tanggal 9 September 1957.



Arti Warna :
Warna Hitam -------------- : keabadian
Warna Hijau --------------- : kemakmuran
Warna kuning keemasan ---: keluhuran
Warna Merah -------------- : kebenaran





Motto



JALABHUMI WIJAYAKUSUMA CAKTI



Jala :Air, Lautan

Bhumi :Tanah, Daratan

Wijayakusuma : Bunga Kejayaan

Cakti :Ilmu Tertinggi



Artinya adalah :

" Kemampuan memberdayakan bumi, air, laut untuk kemakmuran".



Sesanti



Bersih Elok Rapi Ceria Hijau Aman Jaya









[+/-] Selengkapnya...

Obyek Pariwisata



1. Pantai Teluk Penyu

Pantai Teluk Penyu merupakan obyek wisata alam yang cukup terkenal di Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Obyek wisata seluas 18 hektar ini mempunyai panorama alam yang indah. Keberadaannya didukung pula oleh obyek wisata sejarah Benteng Pendem, dan Pulau Nusakambangan yang terletak tidak jauh dari lokasi pantai ini. Benteng Pendem ialah bekas markas pertahanan tentara Belanda yang terletak sekitar 0,5 km arah selatan obyek wisata Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke selat Nusakambangan.

Menurut cerita masyarakat setempat, pada zaman dulu banyak penyu-penyu yang hidup dan berkembang biak di pantai ini. Sebab, kondisi lingkungannya tidak terlalu panas, sehingga cocok bagi penyu-penyu tersebut untuk berkembang biak. Di samping itu, lokasi ini juga jauh dari predator yang mengganggu kelangsungan hidupnya. Karena keberadaan penyu-penyu itulah, kemudian pantai ini diberi nama Pantai Teluk Penyu.

B. Keistimewaan

Pantai Teluk Penyu memiliki pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, dan hamparan pasir yang luas. Di tempat ini pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti sepak bola, lari-lari, jalan santai, maupun duduk-duduk di atas parit sambil melihat deburan ombak yang saling berkejaran. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat perahu nelayan yang berlalu-lalang, pohon kelapa yang berjajar rapi, serta kilang minyak milik Pertamina yang menjulang tinggi dan nampak megah. Bagi pengunjung yang gemar memancing, terdapat persewaan perahu motor yang dapat mengantarkan pengunjung ke tengah laut.

Selain terkenal dengan panorama alamnya yang indah, Pantai Teluk Penyu juga terkenal dengan tradisi sedekah lautnya, yaitu ritual tahunan yang diselenggarakan setiap tanggal 1 Syura oleh nelayan setempat. Inti dari ritual tersebut ialah melarungkan kepala kerbau dan sesaji lainnya ke tengah laut. Sebelum dilarung, kepala kerbau dan sesaji tersebut ditaruh pada sebuah tempat yang disebut jolang. Setelah dilarung kemudian para nelayan mengambil air laut yang berada di sekitar jolang itu untuk dibasuhkan ke mukanya. Usapan air laut itu dipercaya dapat membawa berkah. Tradisi sedekah laut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki dan perlindungan berupa keselamatan saat melaut. Tradisi ini juga sebagai wujud penghormatan kepada Ratu Pantai Selatan, Nyai Roro Kidul.

C. Lokasi

Pantai Teluk Penyu berada di Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.

D. Akses

Untuk menuju obyek wisata Pantai Teluk Penyu, pengunjung dapat memulai perjalanan dari Terminal Cilacap. Dari terminal ini, pengunjung dapat naik bus atau angkutan kota yang memiliki akses ke lokasi. Perjalanan dari Terminal Cilacap sampai ke lokasi biasanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 menit, sebab jarak terminal sampai pantai hanya sekitar 5 km. Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari pusat Kota Cilacap dengan naik taksi atau mobil sewaan, hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit karena jarak pusat kota ke pantai hanya sekitar 2 km.

E. Harga Tiket

Pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam di Pantai Teluk Penyu dipungut biaya sebesar Rp 2.500 (September 2008). Namun, jika pengunjung ingin memancing ke tengah laut, terdapat persewaan perahu nelayan dengan tarif antara Rp 70.000—Rp 100.000 (September 2008), tergantung berapa lama waktu yang dibutuhkan.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Di area Pantai Teluk Penyu terdapat fasilitas seperti mushala, parkir yang luas, tempat bersantai, sarana permainan anak-anak, gazebo, kolam pemancingan, dan tempat persewaan peralatan memancing. Di area ini juga terdapat kios buah-buahan, oleh-oleh khas Cilacap, aksesoris, cenderamata, suvenir, dan lampu hias yang terbuat dari kulit kerang.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati masakan sea food, banyak warung makan sea food yang berjajar di area pantai ini dengan harga terjangkau. Banyak juga pedagang kaki lima yang menjajakan aneka macam jajanan. Bagi pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh ikan laut untuk dimasak di rumah, terdapat kios khusus yang menjual ikan laut, baik ikan asin kering maupun ikan segar yang siap dimasak. Tak jauh dari obyek wisata Pantai Teluk Penyu juga terdapat penginapan yang dikelola penduduk.



  1. Benteng Pendem



BENTENG Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut ”Kusbatterij op de Lantong te Cilacap”, terletak sekira setengah kilometer ke arah selatan dari objek wisata pantai Teluk Penyu. Bangunan ini adalah bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun secara bertahap tahun 1861-1879 dengan luas 6,5 hektar.

Konfigurasi bangunan Benteng Pendem, sampai saat ini masih kokoh. Arsitek Belanda mendesain Benteng Pendem lengkap dengan barak/ ruang prajurit, klinik, terowongan, penjara, ruang amunisi, ruang tembak yang dikelilingi pagar dan parit serta tertimbun tanah sedalam 1-3 meter.

Kini, bangunan bersejarah itu menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Cilacap. Disebut Benteng Pendem, karena bangunan bersejarah itu nyaris tertutup tanah perbukitan. Dari puncak benteng ini, kita dapat melihat Samudra Indonesia.

Belanda membangun Benteng Pendem sebagai markas pertahanannya hingga tahun 1942. Sebab, saat perang melawan Jepang, Sekutu kalah. Benteng ini kemudian dikuasai Jepang.

Benteng tersebut, juga menjadi saksi perjuangan rakyat Cilacap melawan penjajahan Belanda. Di benteng ini, ratusan rakyat Cilacap dan para pejuang ditawan penjajah.

Pada tahun 1945, saat Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh tentara Sekutu dan Jepang hengkang kembali ke negerinya - bangunan yang berada tak jauh dari Pulau Nusakambangan tersebut, dikuasai TNI dari Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Di tempat itu pula, para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.

Pada tahun 1986, dilakukan penggalian terhadap lokasi yang berada di pintu Pelabuhan Cilacap tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat ratusan ruangan, terdiri barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru.

Sebelumnya tak ada yang menyangka, jika di dalam tanah gundukan yang berada tak jauh dari kilang minyak tersebut terdapat sebuah bangunan bersejarah.

Karena konon tempat tersebut lebih dulu dibuat bangunan, baru setelah itu ditimbun dengan tanah setebal empat meter, sehingga bangunan tersebut tidak terlihat.

Pada masa pemerintahan Belanda, banyak tentara yang dipenjara di Benteng Pendem dikabarkan tidak kembali. Di lokasi ini diperkirakan masih terdapat bangunan lain yang tertimbun. Dari Benteng Pendem itu pula, konon terdapat terowongan yang menghubungkan dengan benteng sejenis serta sejumlah gua-gua di Pulau Nusakambangan melalui bawah laut.

Antara Benteng Pendem dan Pulau Nusakambangan memang ada kaitannya. Di “pulau penjara” ini, sejumlah bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial Belanda bisa dijumpai.

Bangunan bersejarah seperti rumah penjara, tempat peristirahatan di candi, benteng Portugis dengan peninggalan meriam kuno yang merupakan sebagian potensi alam serta sejarah di Nusakambangan, memiliki prospek bagus untuk ditawarkan sebagai atraksi wisata.

Di pulau ini terdapat sekira 25 goa, termasuk goa kelelawar yang dihuni ribuan hewan malam ini.

Memasuki Nusakambangan dengan waktu tempuh 15 - 20 menit dari Dermaga Wijayapura, pertama kali akan melihat monumen Nusakambangan berupa sebuah tugu peringatan yang jaraknya hanya sekira 10 meter dari Pelabuhan Sodong, Nusakambangan.

Menuju arah barat pulau ini, terdapat bangunan penjara peninggalan Belanda seperti bangunan LP Limus Buntu. Bangunan penjara pertama yang dibangun Belanda, adalah LP Permisan yakni tahun 1908 dan terletak di ujung selatan pulau ini. Pada tahun 1912 dibangun lagi sebuah penjara di daerah Nirbaya dan Karanganyar.

Selama kurun waktu tahun 1925 sampai tahun 1935 dibangun rumah penjara di Batu, Karangtengah Gliger, Besi, dan Kembangkuning hingga seluruh LP di sana berjumlah sembilan.

Di samping bangunan-bangunan penjara di sebuah perbukitan di daerah candi, terdapat sebuah pesanggrahan. Dari atas puncak bukit ini, kita dapat melihat kerlip-kerlip sinar lampu Kota Cilacap serta kawasan hutan bakau di Segara Anakan.

Sayangnya, berbagai bangunan yang ada di sana saat ini dalam kondisi rusak berat. Dari 9 LP yang dibangun Belanda hanya empat yang difungsikan, yakni LP Batu, Besi, Kembangkuning, dan Permisan.

Objek alam yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah goa-goa alam seperti Goa Putri dan Ratu yang kini telah dikembangkan oleh Pemda Cilacap-Goa Kledeng, Pasir, dan Goa Lawa (Kelelawar) yang terletak di bagian tengah. Di sisi timur, terdapat Monumen Artileri Benteng Pendem peninggalan Belanda dan mercusuar di Pantai Cimiring.







  1. Pantai Widara Payung





Gelombang laut yang menghasilkan suara gemuruh disertai desiran angin pantai dipadu dengan nyiur pohon kelapa selalu membuat kesan tersendiri. Beragam kesan pun timbul, ada yang kagum, ada pula yang penasaran. Namun tak sedikit pula yang merasa takut. Takut bukan lantaran deburan ombak dan ganasnya gelombang, namun biasanya ketakutan dikaitkan dengan sesuatu yang berbau mistik. Setiap orang akan terkesan saat berjumpa dengan pantai berombak dan panorama alam sekitar yang indah.

Panorama pantai Widara Payung tak kalah menarik dibanding pantai lain seperti pantai Pangandaran. Pantai ini memiliki luas sekitar 500 ha dengan kondisi pantai yang sangat landai. Sepanjang pantai berderet ribuan pohon kelapa dan nyiur yang melambai menjadikan suasana pantai sejuk. Pantai Widarapayung berada di Desa Widarapayung Wetan, Kecamatan Binangun atau kurang lebih 35 km kearah timur dari kota Cilacap.

Pemandangan alam bebas pantai Widarapayung bisa dinikmati pula di selter-selter dan juga warung-warung yang berada disepanjang pantai. Tak hanya hamparan pantai yang eksotis, indah dan menawan. Ombak yang relatif besar menantang peselancar untuk menikmati gulungan gelombang laut. Sehingga sayang untuk dilewatkan terlebih saat menjelang senja. Tak heran bila banyak wisatawan luar daerah yang datang, bahkan tak sedikit yang menghabiskan waktu dipantai. Mereka datang tidak hanya pada hari Minggu maupun hari besar seperti lebaran saja. Hampir setiap hari dari pagi hingga menjelang senja selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Disepanjang pantai ini warga setempat menyediakan papan selancar (surfing) yang dapat digunakan untuk berlatih selancar bagi pemula. Tak hanya itu, untuk memanjakan pengunjung juga tersedia kursi malas dan kursi panjang yang diletakan dibibir pantai.

Liveguard layaknya seperti dalam film Baywatch juga siap membantu dan memberikan pertolongan pertama bagi setiap pengunjung. Selain itu juga tersedia kolam renang dan pemandian air tawar yang bisa digunakan untuk segala umur usai bermain-main dipantai.

Meski belum tersedia resor maupun hotel disekitar pantai Widarapayung, namun tak mengurangi minat pengunjung yang datang untuk sekedar melepas penat dan menjauhkan dari polusi dan kebisingan.





  1. Gunung Srandil





Disamping wisata alam dan budaya juga terdapat wisata spiritual atau religius antara lain di gunung srandil dan selok. Gunung Srandil merupakan salah satu bukit yang ada di Glempangpasir Kecamatan Adipala jarak antara obyek wisata dengan Kota Cilacap 30 Km kearah timurlaut dan relatif mudah ditempuh dengan kendaraan penumpang bus umum jurusan Cilacap-Jatijajar-Kebumen atau kendaraan pribadi karena jalannya sudah beraspal dan dekat dengan jalan lintas selatan-selatan.

Gunung Srandil setiap hari dikunjungi orang untuk berziarah oleh karena tempat tersebut tidak hanya dikenal oleh masyarakat sekitar saja tetapi sampai keluar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Bali. dan Sulawesi, maka yang berkunjung tujuannya bermacam-macam. Para peziarah biasanya berkunjung atau bertapa pada Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada Bulan Syura.

Konon menurut cerita penghuni pertama Gunung Srandil adalah Sultan Mukhriti putra kedua dari Dewi Sari Banon Ratu Sumenep Jawa Timur .
Kedatangan Sultan itu untuk bertapa namun Sultan Mukhriti murca (menghilang) yang ada tinggal petilasannya yang terletak di sebelah timur yang di kenal dengan Embah Gusti Agung Sultan Mukhriti.

Selain itu juga ada legenda rakyat yang pertama bermukim di gunung Srandil adalah dua orang bernama Kunci Sari dan Dana Sari, mereka adalah prajurit Pangeran Diponegoro yang tidak mau menyerah kepada bala tentara Belanda. Mereka melarikan diri ke Gunung Srandil untuk bersembunyi dan meninggal di sini . Makam kedua prajurit tersebut berada di sebelah timur Gunung Srandil dalam satu komplek yang dipagar keliling yang kemudian hari, Kunci Sari dikenal dengan nama Sukma Sejati

Di Gunung Srandil banyak petilasan orang-orang yang dianggap mempunyai kedigdayaan yang linuwih atau kemampuan melebihi orang lain yang dikenal sebagai tokoh- tokoh orang sakti mandraguna. Dari kemampuannya, kesaktiannya itu maka tempat-tempat yang di singgahi dianggap keramat dan disakralkan.

Adapun petilasan-petilasan yang ada di Gunung Srandil adalah Mbah Kanjeng Gusti Agung, Nyai Dewi Tanjung Sekarsari, Kaki semar Tunggul Sabdojati Dayo amongrogo, Juragan Dampo Awang, Kanjeng Gusti Agung Akhmat atau Petilasan Langlang Buwana yang berada diatas bukit dan petilasan Hyang Sukma Sejati.




[+/-] Selengkapnya...