CILACAP
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah.
Luas wilayah : 225.360,840 Ha.
Letak Geografis :
- 108o 4 30 - 109o 30 30 Bujur Timur
- 7o 30 - 7o 45 20 Lintang Selatan.
Batas wilayah :
- Kabupaten Banyumas di utara
- Kabupaten Kebumen di timur
- Samudra Indonesia di selatan
- Propinsi Jawa Barat di barat
Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 kecamatan dengan jarak terjauh dari barat ke timur 152 Km dari Dayeuhluhur ke Nusawungu, dan dari utara ke selatan 35 Km yaitu dari Cilacap ke Sampang.
Sejarah Kabupaten Cilacap
Zaman Kerajaan Jawa
Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap disebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .
Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pe,abuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu : afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.
Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut :
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana kearah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu. dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada eks. Kawedanan Kroya , karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).*
Daftar Nama Bupati Cilacap s/d Tahun 2006 :
1. Bupati I R. Tumenggung Tjakra werdana II (1858-1873)
2. Bupati II R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
3. Bupati III R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
4. Bupati IV R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
5. Bupati V R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
6. Bupati VI Raden Mas Soetedjo (1950-1952)
7. Bupati VII R. Witono (1952-1954)
8. Bupati VIII Raden Mas Kodri (1954-1958)
9. Bupati IX D.A Santoso (1958-1965)
10. Bupati X Hadi Soetomo (1965-1968)
11. Bupati XI HS. Kartabrata (1968-1974)
12. Bupati XII H. RYK. Moekmin (1974-1979)
13. Bupati XIII Poedjono Pranyoto (1979-1987)
14. Bupati XIV H. Mohamad Supardi (1987-1997)
15. Bupati XV H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)
16. Bupati XVI H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002- sekarang)
KONDISI GEOGRAFIS DAERAH
Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat.
Terletak diantara 10804-300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 - 70450200 garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Gambaran Umum Demografis
Daftar P4B menurut jenis kelamin periode tahun 2008
NO | KECAMATAN | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | JUMLAH |
1 | ADIPALA | 42.560 | 40.796 | 83.356 |
2 | BANTARSARI | 39.897 | 38.408 | 78.305 |
3 | BINANGUN | 30.669 | 30.332 | 61.001 |
4 | CILACAP SELATAN | 41.145 | 40.070 | 81.215 |
5 | CILACAP TENGAH | 42.091 | 40.805 | 82.898 |
6 | CILACAP UTARA | 38.839 | 37.373 | 76.212 |
7 | CIMANGGU | 51.383 | 50.739 | 102.122 |
8 | CIPARI | 31.688 | 31.370 | 63.058 |
9 | DAYEUHLUHUR | 24.970 | 25.249 | 50.219 |
10 | GANDRUNGMANGU | 52.921 | 51.458 | 104.379 |
11 | JERUKLEGI | 41.010 | 39.659 | 80.669 |
12 | KAMPUNG LAUT | 8.255 | 7.648 | 15.903 |
13 | KARANG PUCUNG | 43.096 | 42.345 | 85.441 |
14 | KAWUNGANTEN | 40.848 | 39.370 | 80.218 |
15 | KEDUNGREJA | 44.725 | 42.619 | 87.501 |
16 | KESUGIHAN | 64.877 | 62.858 | 127.735 |
17 | KROYA | 55.507 | 54.053 | 109.560 |
18 | MAJENANG | 63.826 | 62.628 | 126.454 |
19 | MAOS | 23.168 | 23.100 | 46.268 |
20 | NUSAWUNGU | 38.099 | 37.305 | 75.404 |
21 | PATIMUAN | 22.875 | 22.113 | 44.989 |
22 | SAMPANG | 20.670 | 20.125 | 40.795 |
23 | SIDAREJA | 28.626 | 28.561 | 57.201 |
24 | WANAREJA | 49.782 | 49.555 | 99.337 |
| TOTAL | 941.527 | 918.539 | 1.860.240 |
Sumber Data : Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Cilacap
BIDANG PERDAGANGAN
Sarana Perdagangan yang tersedia antara lain :
- Pasar modern / Super market : 2 buah
- Mini market / swalayan : 12 buah
- Pasar tradisional / umum : 85 buah
- Pasar ikan dan hewan : 5 buah
- TPI Propinsi dan Kabupaten : 11 buah
- Pertokoan / Ruko : 965 unit
Peluang investasi :
Kabupaten Cilacap memiliki wilayah terluas di Jawa Tengah dengan didukung adanya industri/perusahaan besar yang cukup banyak sehingga terbuka peluang berdirinya pusat petokoan, pasar swalayan, supermarket, perumahan, transportasi dan berbagai bidang jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Produksi ikan laut per tahun 15.153,2 ton yang diperoleh dari 7 (tujuh) Tempat Pelelangan Ikan/TPI, namun sebagian besar melalui TPI Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap dan kapasitas Dermaga 250 Kapal. Kegiatan Ekspor-impor lewat pelabuhan laut Tanjung Intanyang sudah dilakukan adalah impor sapi, bongkar muat pupuk Sriwijaya dan Ekspor-impor Minyak bumi.
BIDANG PERIKANAN
PERIKANAN LAUT
- Luas sebaran penangkapan 5.200 km2
- Jumlah Nelayan Laut 33.000 orang
- Armada Penangkapan 4.538 buah
Terdiri dari :
Perahu tanpa motor 649 buah
Mator Tempel 1.139 buah
Kapal Motor 2.639 buah
Kapal Long Line 115 buah
Jumlah alat penangkapan 107.523 unit
SARANA PENDUKUNG :
- Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap dengan kapasitas 250 kapal
- Dermaga 7 unit
- TPI Propinsi / Kabupaten 11 buah
- Depot BBM 2 buah
- Galangan Kapal 4 buah
- Pabrik es kapasitas 236 ton 5 unit
- Cold storage kapasitas 75 ton 3 unit
Sistem penangkapan ikan oleh nelayan Cilacap belum ada yang mencapai lepas pantai ZEEI. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas/alat tangkap ikan yang digunakan untuk mencapai Zone tersebut, baik armada kapalnya maupun alat deteksi ikan/alat pengideraan ikan jarak jauh.
Disamping itu juga akan segera dibangun Pasar Ikan Higienis dilokasi dekat Pantai.
Peluang Investasi yang ada yaitu :
- Pembangunan TPI terpadu di Jetis dengan nilai investasi 125 Milyar dengan sistem BOT (telah terhitung Fs nya) karena Pelabuhan yang ada belum dapat menampung kapal dengan ukuran 100 GT.
- Pendirian docking kapal terutama bagi kapal 100 GT
- Usaha armada long line.
PERIKANAN DARAT
- Jumlah Nelayan Perairan Umum : 9.000 orang
- Potensi Lahan Tambak : 12.000 ha
- Potensi Budidaya ikan air tawar : 2.500 ha
- Lokasi Budidaya ikan air tawar hampir di seluruh Kecamatan se Kab. Cilacap.
- Pembenihan ikan :
a. BBI seluas 4,07 ha dgn produksi benih tahun 2003 sebanyak 1.785.000 ekor.
b. Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dgn produksi benih sebanyak 12.750.000 ekor.
- Kebutuhan benih per tahun diperkirakan sebanyak 19.900.000 ekor.
Peluang Investasi
- Usaha bandeng sebagai umpan untuk penyediaan kapal-kapal longline karena selama ini umpannya mengambil dari luar daerah.
- Usaha tempat pembenihan ikan air tawar, dan payau/hatchery.
BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Lahan yang berpotensi untuk dikembangkan budidaya rumput laut seluas 13.050 Ha yang terletak di pantai sebelah utara Pulau Nusakambangan.
Peluang investasi budidaya rumput laut dengan pabrik pengolahannya.
BUDIDAYA IKAN KERAPU
Potensi luas areal yang dapat dikembangkan untuk budidaya ikan kerapu seluas 891 Ha yang terletak disebelah selatan Pulau Nusakambangan dengan menggunakan sistem keramba.
Visi-Misi
Visi
Visi Pemerintah Kabupaten Cilacap sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Cilacap Tahun 2008-2012 adalah
"Terciptanya Pemerintahan yang Tangguh, Terpercaya dan Mandiri Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat"
Misi
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Cilacap ditetapkan misi sebagai berikut:
Menyelenggarakan pemerintahan daerah secara efisien dan efektif dengan mensinergikan upaya-upaya bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat (Good Governance).
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik sumberdaya aparatur maupun sumberdaya masyarakat secara luas sebagai modal dasar bagi pelaksanaan otonomi daerah.
Memberikan pelayanan prima dalam rangka menumbuhkan iklim investasi yang sehat.
Penguatan struktur perekonomian daerah melalui penguatan potensi ekonomi lokal.
Meningkatkan pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan dan kesehatan untuk mencapai derajat manusia yang bermartabat.
Meningkatkan kemampuan keuangan daerah dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui kebijakan yang berpihak pada masyarakat.
Meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Motto Sesanti
Lambang Daerah
Arti
Bentuk Perisai adalah lambang pertahanan (batin) yang tunggal;
Garis lurus kebawah 19 menunjukkan angka ratusan tahun dan melambangkan hujan;
Tiga garis yang berlekuk-lekuk masing-masing sepuluh, adalah tahun 1930 berdirinya Otonom Kabupaten Cilacap dan melambangkan daerah sumber air;
Perbandingan ukuran dalam bidang 5 : 7 menunjukkan tahun 1957 terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah Swatantra Tingkat ke II Cilacap yang langsung dipilih oleh rakyat;
Daun teh yang berjumlah 13 menunjukkan nilai (Neptu) hari dan pasaran menurut hitungan Jawa, terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah Swatantra Tingkat ke II Cilacap, pada hari Senin Pahing;
Daun tembakau sebanyak 9 menerangkan tanggal dan bulan terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah pilihan rakat, pada tanggal 9 September 1957.
Arti Warna :
Warna Hitam -------------- : keabadian
Warna Hijau --------------- : kemakmuran
Warna kuning keemasan ---: keluhuran
Warna Merah -------------- : kebenaran
Motto
JALABHUMI WIJAYAKUSUMA CAKTI
Jala :Air, Lautan
Bhumi :Tanah, Daratan
Wijayakusuma : Bunga Kejayaan
Cakti :Ilmu Tertinggi
Artinya adalah :
" Kemampuan memberdayakan bumi, air, laut untuk kemakmuran".
Sesanti
Bersih Elok Rapi Ceria Hijau Aman Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar